ngengat maafkanlah aku

ngengat Sahabat khazanah yang budiman, sungguh mahal harga sebuah nyawa, walaupun itu hanya makhluk hidup yang kecil sekalipun.

Foto - intagram : tanganmu cerminan hati dan jiwamu (Buya Yahya)

Mereka semua bertasbih sesuai caranya masing-masing yang memang tidak mungkin kita mengerti. Inilah ciptaan Allah.

Pada tengah malam yang senyap, di ruangan yang terang, terbanglah ngengat besar yang berkeliling ruangan mencari tempat hinggapnya.

Ana yang tiba-tiba terbangun dari tidurnya spontan berfikir bahwasanya ngengat dewasa ini sedang terpancing cahaya lampu ruangan dan langsung saja menangkap ngengat itu.

Dengan geli dan gatal ditahannyalah ngengat itu lalu diletakkan di tangannya dengan lembut.

Dibukanya pintu dan pergi ke dekat pepohonan lalu melepaskan ngengat itu.

Ana berdo'a semoga ngengat itu bisa hinggap di dedaunan yang tepat.

Anapun tidur kembali.

Keesokan harinya di pagi yang cerah ana kembali melihat ngengat semalam dan terkejut.

Ternyata ngengat yang susah payah dikeluarkan semalam kembali telah menempel di dinding ruangan dengan cat tembok biru muda yang masih lumayan rapi karena di baru renovasi bangunan.

Dengan tergesa dan tanpa hati-hati ngengat itu di ambil dengansedikit dipaksa dan di keluarkannya dari ruangan karena khawatir jika tidak bisa mencari makannanya.

Karena menurut ana dari belajar biologi, ngengat itu sensitif cahaya dan karena sudah besar dan sepertinya tua maka tentu saja sedang mencari tempat bertelur terakhirnya.

Saat di lempar ke luar, ngengat itu terbang sebentar, menabrak atap, dan terjatuh ke tanah.

Saat diambil dari tanah barulah ana sadar bahwa ngengat itu kakinya telah lepas dan tertinggal di dinding, saat ini ia sedang kesakitan dan sekujur tubuhnya bergetar.

Dengan sangat menyesal ana mengelusnya dan mengucapkan "Ya Allah" , "Astargfirullahaladzim". Beberapa kali diucapkannya dan ngengat itupun diam sejenak.

Terlihatlah bahwa tubuh ngengat seperti sebuah ngengat mati yang telah mulai mengelupas warna dan kulitnya.

Ada juga lubang seperti di makan rapap pada sayapnya.

Setelah singkatnya detik itu barulah ngengat itu bergetar dengan hebat di tangannya lagi, dan begitu banyak teluran kecil yang keluar dri tubuhnya ke tangan ana.

Anapun panik dan sadar telur itu harus di temlel ke daun yang tepat dan meletakkannya ke dedaunan yang tinggi.

Saat tubuh ngengat itu tidak mapu hinggap lagi di daun, saat itulah terus telur-telurnya keluar dan berjatuhan di tangan dan terus juga berjatuhan diluar tangan ana.

Sontak waktu bagaikan berhenti.

Tubuh ngengatpun jatuh, yang ana perhatikan hanyalah telur-telur ngengat itu yang banyak bertaburan di tangan dan jatuh ke dedaunan bersamaan jatuhnya ngengat itu.

Saat ana perhatikan tangannya, dalam detik yang singkat, telur-telur tadi tidak lagi sempat menempel di daun dan tersisaa di tangannya.

Barulah ana sadar bahwa ngengat itu sedang mendekati sakaratul mautnya. 

Ia melepaskan telurnya pada ana karena di elus dengan lembut dan diucapkan kata Allah.

Telur yang seharusnya ditempelkan pada dedaunan yang nantinya bisa bertahan hidup dan besar kembali

Dalam waktu itu juga telur putih yang jatuh tadi tak mungkin bisa di ambil, ukurannya 1/10 butiran pasir.

Dilihati ana dan dicarinya dimana tempat ngangat tadi jatuh ke dedaunan yang berwarna coklat.

Dimanapun dilihat tidaklah ditemukan.

Satu jam berlalu masih belum ditemukan di 1 meteran area dedaunan di depan ana.

Ana pun sedih dan berfikir.

Mungkin itulah akhir hidup ngengat itu.

Ana berdo'a dan memohon ampun kepada Allah. Karena ketidak mampuannya melakukan yang terbaik untuk ngengat lemah itu sesuai pengetahuannnya.

Semoga ia dapat mengganti melakukan yang terbaik di lain harinya.

Inilah ciptaan Allah. Allah memerintahkan kita untuk mentadaburi alam, mengambil hikmah dan pelajaran.

Reference :
Self remember

Revision :
30th of August 2020
13th of May 2021
26th of July 2021

Posting Komentar

Smart comment system

Lebih baru Lebih lama